Kamis, 03 Juli 2014

Struktur Atom : Neutron

Sub partikel atom yang terakhir ditemukan adalah neutron. Berikut ini sekilas tentang penemuan neutron.
Selamat belajar :)

--------------------

Struktur model atom dari Rutherford menyisakan 1 masalah besar yang belum terpecahkan. Kita tahu bahwa hhidrogen, atom paling sederhana, mengandung 1 proton dan helium mengndung 2 proton. Meskipun demikian, perbandingan massa dari helium dengan hidrogen seharusnya 2:1. (Karena elektron sangat ringan dibandingkan proton, massanya dapat diabaikan). Kenyataannya, perbandingannya 4:1. Dalil dari Rutherford dan ilmuwan lain menyatakan masih adanya sub partikel lain di dalam inti atom, dibuktikan oleh seorang fisikawan berkebangsaan Inggris bernama James Chadwick pada tahun 1932. Ketika Chadwick membombardir lempeng tipis dari berilium dengan partikel α (alfa), radiasi energi yang sangat tinggi seperti sinar g (gamma) dipancarkan oleh logam. Percobaan lebih lanjut menunjukkan bahwa sinar itu mengandung partikel sub atom yang ketiga, yang mana Chadwick menamakannya neutron, karena terbukti bahwa neutron mempunyai muatan netral dan massa yang sedikit lebih besar dibadingkan dengan proton. Misteri dari perbandingan massa sekarang dapat dijelaskan. Dalam Helium terdapat 2 proton dan 2 neutron, sedangkan dalam Hidrogen terdapat 1 proton dan 1 neutron, sehingga perbadingannya 4:1.

--------------------
Ini adalah materi terakhir dari struktur atom, selanjutnya kita akan belajar tentang seluk beluk dari atom. tunggu yaa..

Selasa, 01 Juli 2014

Struktur Atom : Proton dan Inti atom

Melanjutkan materi yang sebelumnya, sekarang kita akan mempelajari penemuan awal proton dan inti atom
Selamat belajar :)

--------------------

Mendekati tahun 1900-an, 2 ciri-ciri atom sudah jelas, atom itu mengandung elektron, dan bermuatan netral. Untuk menjaga muatannya tetap netral, atom harus memiliki muatan positif dan negatif yang sama. Oleh karena itu, Thomson mengusulkan bahwa atom dapat dianggap sebagai seragam, lingkup positif materi dimana elektron tertanam seperti kismis dalam kue. Sehingga disebut model “roti kismis” yang diterima dalam beberapa tahun.



Pada tahun 1910, fisikawan New Zealand Ernest Rutherford, salah satu teman Thomson di Universitas Cambridge, memutuskan untuk menggunakan partikel α untuk membuktikan struktur atom. Bersama dengan temannya Hans Geiger dan sarjana bernama Ernest Marsden, Rutherford melakukan beberapa percobaan menggunakan lapisan emas yang tipis dan beberapa logam lainnya sebagai target untuk partikel α dari sumber radioaktif.


Mereka mengamati bahwa sebagian besar dari partikel yang ditembakkan melewati lempeng logam dan hanya sedikit yang dibelokkan. Akan tetapi setiap dilakukan percobaan, pasti ada partikel α yang dibelokkan (atau dipantulkan) dengan sudut yang besar. Suatu ketika, partikel αbenar-benar dipantulkan kembali ke arah ditembakkannya. Ini menjadi penemuan yang sangat mengejutkan, untuk model atom Thomson, muatan positif dari atom sangat membaur sehingga seharusnya partikel α melewati lempeng dengan sedikit dibelokkan. Mengutip reaksi awal Rutherford ketika memberitahukan penemuan ini, “Ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa, ketika kamu menembakkan tameng selebar 15 inchi ke selembar tisu dan itu kembali dan memukulmu”.

Selanjutnya, Rutherford berhasil menjelaskan hasil dari percobaan penghamburan partikel α dalam hal model atom yang baru. Sesuai dengan Rutherford, sebagian besar atom adalah ruang kosong. Hal ini menjelaskan kenapa sebagian besar partikel α melewati lempeng emas dengan sedikit atau tidak dibelokkan. Muatan positif dari atom, usulan Rutherford, terkumpul di dalam inti, yang mana padat di tengah-tengah atom. Ketika sebuah partikel α datang mendekati inti dalam percobaan penghamburan, terdapat gaya tolak yang sangat besar. Lebih jauh lagi, ketika partikel α mengarah tepat ke inti, partikel akan dibalikkan kembali.

Partikel yang bermuatan positif di dalam inti atom disebut proton. Dalam percobaan lain, setiap proton diketahui mempunyai muatan dengan jumlah yang sama dengan muatan dalam satu elektron, dan mempunyai massa sebesar 1,67262 x 10-24 g (sekitar 1840 kali massa elektron).

Dalam tahap penyelidikan ini, ilmuwan menyakini bahwa: massa dari inti merupakan sebagian besar massa dari atom, tetapi inti hanya menempati 1/1013 dari total volume atom. Kita menggambarkan dimensi atom (dan molekul) dalam unit satuan SI yang disebut picometer (pm), dimana
1 pm = 1 x 10-12 m
Jari-jari atom diperkirakan sekitar 100 pm, dan jari-jari inti hanya sebesar 5 x 10-3 pm.  Meskipun proton terbatas di dalam inti atom, elektron dapat kita bayangkan menyebar di luar inti dengan jarak tertentu.

Konsep dari jari-jari atom ini sangat bermanfaat secara eksperimental, tetapi kita tidak boleh menyimpulkan bahwa atom itu memiliki batas-batas tertentu. Kita akan mempelajari tentang daerah luar atom yang sedikit “kabur”.


--------------------
Materi selanjutnya yang akan dipelajari, tentang partikel penyusun atom yang terakhir ditemukan, yaitu neutron. Tunggu yaa,, :D

Jumat, 27 Juni 2014

Struktur Atom : Radioaktivitas

Sebelum mempelajari partikel penyusun atom yang kedua, kita akan belajar tentang sejarah penemuan zat radioaktif.

Monggo dipelajari :)
--------------------

2. Radioaktivitas

Tahun 1895, seorang fisikawan Jerman bernama Wilhelm Röntgen menyadari bahwa sinar katode menyebabkan kaca dan logam memancarkan sinar yang tidak biasa. Radiasi yang sangat kuat dari sinar itu masuk ke zat, menghitamkan lempeng fotografi, dan menyebabkan beberapa zat untuk berfluoresen. Oleh karena sinar ini tidak bisa dibelokkan oleh medan magnet, berarti sinar ini tidak mengandung partikel seperti halnya sinar katode. Röntgen menyebutnya “sinar X” karena sifatnya tidak diketahui.

Tidak lama setelah pengamatan yang dilakukan Röntgen, Antonie Becquerel, seorang profesor fisika dari Perancis, mulai mempelajari sifat fluoresen dari suatu zat. Karena sebuah kebetulan belaka, dia menemukan sebuah lempeng fotografi yang tebal berubah menjadi hitam setelah menempel uranium, bahkan tanpa stimulan dari sinar katode. Seperti halnya sinar X, sinar dari uranium ini juga tidak dapat dibelokkan oleh medan magnet, tapi sinar ini berbeda karena bersifat spontan. Salah satu murid dari Becquerel, Marie Curie, menyarankan untuk memberi nama radioaktivitas untuk menjelaskan pemancaran spontan dari suatu partikel dan/atau radiasi. Sejak saat itu, zat yang secara spontan memancarkan radiasi dikenal sebagai zat radioaktif. 
Tiga jenis sinar dihasilkan dari peluruhan zat radioaktif seperti uranium. Dua dari tiga sinar ini dibelokkan oleh lempeng logam bermuatan (+) dan (-). Sinar alfa (α) mengandung partikel bermuatan positif, disebut partikel α, dibelokkan oleh lempeng logam bermuatan (+). Sinar beta (β) atau partikel β, adalah elektron dan dibelokkan oleh lempeng logam bermuatan (-). Tipe yang ketiga dari radiasi radioaktif yang terdiri dari sinar berenergi tinggi disebut gamma (g). Seperti halnya sinar X, sinar gamma tidak bermuatan dan tidak terpengaruh oleh medan magnet maupun medan listrik.


--------------------
Ternyata seperti itu awal mula ada istilah "sinar X", dan "radioaktif". Untuk materi yang selanjutnya, kita akan belajar tentang proton dan inti atom a.k.a nukleus.

Semoga bermanfaat :)

Kamis, 26 Juni 2014

Struktur Atom : Elektron

Nah, materi kedua yang akan dibahas kali ini adalah tentang struktur penyusun sebuah atom yang dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama yang kita bahas mengenai sejarah penemuan elektron.

Monggo dipelajari :)
--------------------

Dalam teori atom yang diutarakan John Dalton, atom merupakan partikel penyusun zat yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi. Namun, seiring dengan penelitian yang dilakukan 50 tahun setelah teori dalton keluar yaitu mulai tahun 1850-an hingga abad ke-20 mulai terungkap bahwa atom mempunyai partikel penyusun yang mana partikel ini jauh lebih kecil dibandingkan atom itu sendiri. Partikel yang dimaksud disebut dengan partikel subatom, terdiri dari 3 partikel yaitu elektron, proton dan neutron. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci tentang partikel penyusun atom.

1. Elektron

Pada tahun 1890-an, banyak ilmuwan yang terobsesi dalam mempelajari radiasi, emisi dan transmisi energi yang melewati ruang hampa dalam bentuk gelombang. Salah satu alat yang dgunakan untuk menyelidiki fenomena ini adalah tabung sinar katode. Tabung sinar katode adalah tabung yang hampa udara. Ketika 2 lempeng logam dihubungkan dengan sumber listrik tegangan tinggi, lempeng bermuatan negatif “katode” memancarkan sinar tak tampak yang akan menuju lempeng bermuatan positif “anode” dimana sinar itu akan melewati lubang kecil hingga sampai ke ujung tabung. Ketika sinar itu menabrak lapisan permukaan yang khusus, sinar itu akan menghasilkan fluoresen yang kuat atau sinar terang.

Dalam beberapa penelitian, 2 lempeng bermuatan listrik dan magnet ditambahkan di luar tabung sinar katode. Ketika magnet dihidupkan dan lempeng bermuatan listrik dimatikan, sinar akan menuju titik A. Ketika hanya lempeng bermuatan listrik yang dihidupkan, sinar akan menuju titik C. Sedangkan ketika magnet dan lempeng bermuatan listrik tidak dihidupkan ataupun dihidupkan semua, sinar akan menuju titik B.  Berdasarkan teori elektromagnetik, sesuatu yang bermuatan yang bergerak akan berinteraksi dengan muatan listrik dan medan magnet ketika melewatinya. Karena sinar katode ditarik oleh lempeng bermuatan positif dan dibelokkan oleh lempeng bermuata negatif, maka sinar itu pasti mempunyai partikel yang bermuatan negatif. Kita tahu bahwa partikel yang bermuatan negatif itu disebut elektron.
Seorang fisikawan Inggris J.J. Thomson, menggunakan tabung sinar katode dan pengetahuannya dalam teori elektromagnetik untuk menentukan perbandingan muatan listrik dengan massa dari sebuah elektron. Angka yang didapatkan oleh Thomson yaitu -1,76 x 108 C/g, dimana C berarti coulomb, satuan muatan listrik. Setelah itu, sejumlah penelitian yang dilakukan antara tahun 1908 sampai 1917, R. A Milikan berhasil mengukur muatan dari elektron dengan ketelitian yang tinggi. Dalam penelitiannya, Milikan menguji gerakan dari tetesan minyak yang sangat kecil yang mengambil muatan statis dari udara. Dia menunda tetesan bermuatan di udara dengan menerapkan medan listrik dan mengamati tetesan menggunakan mikroskop. 
Menggunakan pengetahuannya dalam elektrostatika, Milikan menemukan nilai muatan dari sebuah elektron yaitu -1,6022 x 10-19 C. Dari data tersebut, dia menghitung massa dari sebuah elektron :
Ini super duper massa yang sangat kecil.

--------------------
nah, itu tadi sejarah penemuan elektron. Pembahasan selanjutnya tentang sejarah awal mula radioaktivitas.

Rabu, 25 Juni 2014

Teori Atom


Cerita dimulai ketika di abad ke-5 sebelum masehi, seorang filisof Yunani bernama Democritus percaya bahwa semua zat terdiri dari partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi yang diberi nama atomos. Ternyata pendapat itu tidak diterima oleh sebagian besar  koleganya seperti Aristoteles dan Plato, tapi pendapat itu tetap “mengambang” hingga lebih dari 1500 tahun. Sebuah penelitian untuk membuktikan gagasan “atomisme” itu terus dilakukan untuk memberikan definisi modern tentang “zat dan senyawa”. 

Suatu saat di tahun 1808, seorang peneliti dan guru sekolah di Inggris bernama John Dalton merumuskan definisi yang tepat tentang suatu building block dari zat yang kita sebut “atom”. Hasil penelitian Dalton ini menjadi awal dari era modern kimia. Isi dari hipotesis Dalton tentang teori atom ini adalah:


  1. Unsur-unsur disusun oleh partikel yang super duper kecil yang disebut atom  
  2. Semua atom yang menyusun suatu unsur adalah identik, mempunyai kesamaan ukuran, massa, dan sifat. Atom penyusun suatu unsur berbeda dengan atom dari unsur-unsur yang lain
  3. Senyawa tersusun dari atom-atom beberapa unsur. Dalam beberapa senyawa , perbandingan jumlah atom dari dua unsur penyusun merupakan bilangan bulat dan sederhana
  4. Reaksi kimia hanya melibatkan pemisahan, kombinasi, atau penyusunan ulangdari atom, bukanlah hasil dari penciptaan dan perusakan atom. 
Berikut ini ilustrasi hipotesis Dalton.

Konsep tentang atom yang diberikan Dalton jauh lebih detail dibandingkan dengan Democritus. Dalam hipotesis ke-2, kita mendapatkan informasi bahwa setiap unsur memiliki atom penyusun yang berbeda. Dalton sendiri tidak menjelaskan lebih lanjut tentang hipotesis itu, karena dia sama sekali tidak mempunyai bayangan seperti apa bentuk dari atom itu sendiri (bisa dibilang cuma “kira-kira”). Namun, Dalton menyadari bahwa perbedaan sifat yang ditunjukkan dari suatu zat seperti hidrogen dan oksigen. 

Hipotesis ke-3 seolah-olah menyarankan kepada kita bahwa untuk membentuk senyawa tertentu, kita tidak hanya memerlukan atom yang benar dari suatu zat, tetapi jumlah/komposisinya juga harus tepat. Ide ini merupakan isi dari sebuah hukum yang dipublikasikan tahun 1799 oleh seorang kimiawan Perancis, Joseph Proust. “Hukum Perbandingan Tetap” menyatakan bahwa sampel yang berbeda dari senyawa yang sama selalu mempunyai zat penyusun yang sama dengan perbadingan massa tetap. Maksudnya, apabila kita menganalisis sampel gas karbon dioksida dari beberapa tempat yang berbeda, kita akan menemukan bahwa setiap sampel akan mempunyai perbandingan massa karbon dan oksigen yang tetap (sama). 

Hipotesis ke-3 Dalton juga mendukung hukum lainnya, “Hukum Perbandingan Berganda”. Berdasarkan hukum itu, jika dua unsur dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa, massa salah satu unsur yang bergabung dengan unsur lain dengan massa tetap akan mempunyai perbandingan bulat dan sederhana. Sebagai contoh, karbon (C) dan Oksigen (O) dapat membentuk dua senyawa yaitu karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2), ketika massa atom karbon dibuat tetap (1), maka perbandingan atom oksigen dalam CO dan CO2 adalah 1:2.
Hipotesis ke-4 Dalton adalah ungkapan lain dari hukum kekekalan massa yang menyebutkan bahwa materi/zat tidak dapat diciptakan ataupun dihancurkan. Karena zat/materi tersusun dari atom yang tidak berubah dalam suatu reaksi kimia, sehingga perubahan massa yang terjadi harus dikonversikan ke yang lain.

-----
Itulah tadi sedikit gambaran tentang teori atom yang mengawali belajar kita. Materi yang selanjutnya akan dibahas adalah tentang Struktur Atom.

Selasa, 13 Desember 2011

Nematoda Dan Prinsip Pengendaliannya

 

 Filum ini merupakan salah satu filum yang beranggotakan terbanyak  Nematoda dan Prinsip pengendaliannya

Nematoda

 

1. Pengertian dari nematoda

Nematoda (dari bahasa Yunani νῆμα (nema): "benang" + -ώδη -ode "seperti") yaitu sebuah filum. Filum ini merupakan salah satu filum yang beranggotakan terbanyak (sekitar 80.000 spesies, 15.000 diantaranya merupakan parasit). Contohnya yaitu cacing tambang. Nematoda termasuk dalam kerajaan hewan, dan spesiesnya bersifat benalu pada tumbuhan, berukuran sangat kecil yaitu antara 300 - 1000 mikron, panjangnya hingga 4 mm dan lebar 15 Nematoda termasuk dalam kerajaan hewan, dan speciesnya bersifat benalu pada tumbuhan, berukuran sangat kecil yaitu antara 300 - 1000 mikron, panjangnya hingga 4 mm dan lebar 15 - 35 mikron. Karena ukurannya yang sangat kecil ini mengakibatkan binatang ini tidak sanggup dilihat dengan mata telanjang akan tetapi hanya sanggup dilihat dengan mikroskop - 35 mikron.

2. Cara Nematoda Menyerang Akar dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman

Nematoda yang mengakibatkan penyakit dan kerusakan pada tumbuhan hampir semuanya hidup didalam tanah, baik yang hidup bebas didalam tanah kepingan luar akar dan batang didalam tanah bahkan ada beberapa benalu yang hidupnya bersifat menetap didalam akar dan batang. Konsentrasi hidup nematoda lebih besar terdapat didalam perakaran flora inang terutama disebabkan oleh laju reproduksinya yang lebih cepat lantaran tersedianya makanan yang cukup dan tertariknya nematoda oleh zat yang dilepaskan dalam rizosfir awalnya, telur-telur nematoda diletakan pada akar - akar flora di dalam tanah yang kemudian telur. Telur dan telur akan berubah menjadi larva dan nematoda dewasa. Berkumpulnya populasi nematoda disekitar perakaran ini mendorong nematoda menyerang akar dengan jalan menusuk dinding sel. Nematoda sampaumur terusmenerus bergerak tiap detik, tiap jam, tiap hari dan menetap di sekitar akar, dalam gerakan - gerakan tersebut nematoda menggigit dan menginjeksikan air ludah pada kepingan akar tumbuhan., mengakibatkan sel flora menjadi rusak. Gejala kerusakan pada akar tanggapan gigitan nematoda ditandai dengan adanya puru akar ( gall ). Luka akar, ujung akar rusak dan akar akan membusuk apabila bisul nematoda tersebut disertai oleh kuman dan jamur patogen. Gejala kerusakan pada akar biasanya selalu diikuti oleh pertumbuhan tumbuhan yang lambat dikarenakan terhambatnya absorpsi unsur hara oleh akar yang akibatnya terjadi defisiensi hara ibarat daun menguning, layu pada cuaca kering dan panas, sehingga produktifitas dan kuantitas hasil panen menurun bahkan untuk tanaman-tanaman tertentu menjadikan tumbuhan tidak sanggup panen sama sekali ( Fuso ), menurun dan kualitasnya jelek.

3. Nematisida

Nematisida yaitu pestisida yang dipakai untuk mengendalikan hama tumbuhan berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang kepingan akar dan umbi tanaman. Nematisida biasanya dipakai pada perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat sanggup meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 ahad sebelum animo tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga sanggup memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, Vapam, dan Dazomet.

 

4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Manajemen hama dan penyakit, meliputi kegiatan-kegiatan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sanggup mengakibatkan penurunan produksi dan mutu, dengan memperhatikan aspek keamanan produk dan kelestarian lingkungan serta sumber daya alam. Pengendalian OPT dilakukan dengan prinsip Pengendalian Hama Penyakit Terpadu (PHT).

Prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

PHT sanggup dilakukan dengan cara :

- Fisik, membunuh organisme pengganggu secara manual

- Biologi, memanfaatkan peranan agens hayati ibarat predator dan patogen

- Kultur teknis, dengan penanaman varietas toleran, pengaturan jarak tanam, pengaturan drainase, pemupukan berimbang, penjarangan buah, dll.

- Kimiawi, merupakan alternatif terakhir, dengan mempertimbangkan ambang ekonomi.

Pengendalian dengan Pestisida Hayati

Pengendalian juga sanggup memakai pertisida hayati yang bersahabat lingkungan, disebut demikian lantaran materi kimia nabati ini sanggup gampang terurai, sanggup dibentuk oleh petani lantaran materi baku tersedia disekitar lokasi, dan harga pembuatan yang terjangkau.

5. Kelemahan pestisida nabati

a). Daya tahan yang singkat (sangat gampang berubah/terurai), oleh lantaran itu volume aplikasi harus direncanakan dengan cermat biar efisien,

b). Konsentrasi larutan yang dihasilkan masih tidak konsisten lantaran sangat tergantung pada tingkat kesejukan materi baku.

c). Diperlukan standar pengolahan untuk tiap tumbuhan dan standar aplikasi penggunaan bagi pengendalian OPT.

Rabu, 09 November 2011

Memprediksi Mof(Metal-Organic Frameworks / Kerangka Logam - Organik) Yang Sempurna

 

Sebuah kerja sama antara teori dan andal kimia sintetik di AS telah menyebabkan pemahaman gres dari kerangka logam-organik (MOFs) dan beberapa senyawa gres yang menjanjikan untuk penyimpanan metana.

MOFs struktur berpori terbuat dari blok bangunan yang terpisah, sehingga materi kimia dan keragaman struktural sangat besar. Sementara banyak sekali yang telah menyebabkan banyak aplikasi potensial, termasuk penyimpanan metana dalam tangki materi bakar, itu juga berarti bahwa temuan Depkeu yang optimal untuk aplikasi tertentu ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.

Sebuah kerja sama antara teori dan andal kimia sintetik di AS telah menyebabkan pemahaman b Memprediksi MOF(metal-organic frameworks / kerangka logam - Organik) yang sempurna

Sebuah agenda komputer disaring 140.000 MOFs dan mengambil sebuah struktur dunia mengalahkan penyimpanan metana

"Kami pikir," Mengapa kita tidak hanya menentukan pemenang? "'Kata sintetik kimia Omar Farha dari Northwestern University Illinois. Dan Farha kolega Chris Wilmer disaring sebuah perpustakaan dari 102 blok bangunan yang cocok sama untuk menciptakan hampir 140.000 MOFs berbeda. Sampai ketika ini, kata Farha, hanya sekitar 10.000 MOFs telah dibentuk dan dilaporkan dalam literatur, jadi itu peningkatan yang sangat besar dan sanggup menyelamatkan tahun sintetik kimia trial and error.

"Pada awal proyek ini kita benar-benar tidak tahu apa blok bangunan atau apa MOFs ialah yang terbaik untuk penyimpanan metana tapi ada sedikit umpan balik, 'explainers Wilmer. "Kami berguru banyak dari studi ini," katanya. Sebagai contoh, MOFs dengan metil dan etil dan kelompok-kelompok fungsional MOFs dengan volume 80 persen bebas ialah biasanya calon atas untuk penyimpanan metana. "Sekarang, ketika kami merancang bahan-bahan baru, kita mengikuti panduan ini."

Omar Farha menentukan salah satu kandidat terbaik dan menawarkan bahwa tidak hanya perembesan metana diukur cocok dengan prediksi eksperimental, juga mengalahkan pemegang rekor ketika ini dengan adsorpsi gas 213cm 3 per sentimeter kubik Depkeu. Ini sudah melebihi US Department of sasaran penyimpanan Energi 180cm 3 / cm 3 untuk gas materi bakar.

Jadi ialah bahwa hal itu, sanggup kimia semua kini hanya diprediksi oleh komputer? Well, tidak cukup. "Jika Anda berpikir perihal hal ini dari sudut pandang kimia, intuisi masih berharga," kata Farha. 'Program ini akan menghasilkan segala sesuatu yang Anda inginkan, tetapi adakala Anda harus melangkah mundur dan berkata "Apakah itu wajar? Bisakah kita membuatnya?" Idenya ialah untuk menjadi mudah pada ketika yang sama. "

Tapi skrining memang mempunyai manfaat besar. "Kita sanggup menciptakan berpori MOFs jauh lebih cepat daripada yang kita sanggup mencirikan sifat adsorpsi gas mereka. Oleh alasannya ialah itu, dalam penyaringan silico dari MOFs ialah proposisi yang sangat menarik yang cepat sanggup memajukan pengembangan komersial dari MOFs, "papar Mike Zaworotko dari University of South Florida, AS. "Singkatnya, jikalau luas permukaan dan serapan gas pada kondisi yang dipilih sanggup dihitung maka tantangan untuk menemukan Depkeu tepat tapi sulit untuk menangkap karbon atau penyimpanan metana menjadi lebih penurut."

Namun, langkah berikutnya ialah untuk sanggup memprediksi model dan selektivitas dari Departemen Keuangan untuk gas lebih rumit, Wilmer mengatakan, dan ini akan menjadi sangat penting berkaitan dengan adsorpsi CO 2.

Referensi

C Wilmer dkk, Nat. Kimia, 2011, DOI:. 10.1038/nchem.1192