Rabu, 25 Juni 2014

Teori Atom


Cerita dimulai ketika di abad ke-5 sebelum masehi, seorang filisof Yunani bernama Democritus percaya bahwa semua zat terdiri dari partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi yang diberi nama atomos. Ternyata pendapat itu tidak diterima oleh sebagian besar  koleganya seperti Aristoteles dan Plato, tapi pendapat itu tetap “mengambang” hingga lebih dari 1500 tahun. Sebuah penelitian untuk membuktikan gagasan “atomisme” itu terus dilakukan untuk memberikan definisi modern tentang “zat dan senyawa”. 

Suatu saat di tahun 1808, seorang peneliti dan guru sekolah di Inggris bernama John Dalton merumuskan definisi yang tepat tentang suatu building block dari zat yang kita sebut “atom”. Hasil penelitian Dalton ini menjadi awal dari era modern kimia. Isi dari hipotesis Dalton tentang teori atom ini adalah:


  1. Unsur-unsur disusun oleh partikel yang super duper kecil yang disebut atom  
  2. Semua atom yang menyusun suatu unsur adalah identik, mempunyai kesamaan ukuran, massa, dan sifat. Atom penyusun suatu unsur berbeda dengan atom dari unsur-unsur yang lain
  3. Senyawa tersusun dari atom-atom beberapa unsur. Dalam beberapa senyawa , perbandingan jumlah atom dari dua unsur penyusun merupakan bilangan bulat dan sederhana
  4. Reaksi kimia hanya melibatkan pemisahan, kombinasi, atau penyusunan ulangdari atom, bukanlah hasil dari penciptaan dan perusakan atom. 
Berikut ini ilustrasi hipotesis Dalton.

Konsep tentang atom yang diberikan Dalton jauh lebih detail dibandingkan dengan Democritus. Dalam hipotesis ke-2, kita mendapatkan informasi bahwa setiap unsur memiliki atom penyusun yang berbeda. Dalton sendiri tidak menjelaskan lebih lanjut tentang hipotesis itu, karena dia sama sekali tidak mempunyai bayangan seperti apa bentuk dari atom itu sendiri (bisa dibilang cuma “kira-kira”). Namun, Dalton menyadari bahwa perbedaan sifat yang ditunjukkan dari suatu zat seperti hidrogen dan oksigen. 

Hipotesis ke-3 seolah-olah menyarankan kepada kita bahwa untuk membentuk senyawa tertentu, kita tidak hanya memerlukan atom yang benar dari suatu zat, tetapi jumlah/komposisinya juga harus tepat. Ide ini merupakan isi dari sebuah hukum yang dipublikasikan tahun 1799 oleh seorang kimiawan Perancis, Joseph Proust. “Hukum Perbandingan Tetap” menyatakan bahwa sampel yang berbeda dari senyawa yang sama selalu mempunyai zat penyusun yang sama dengan perbadingan massa tetap. Maksudnya, apabila kita menganalisis sampel gas karbon dioksida dari beberapa tempat yang berbeda, kita akan menemukan bahwa setiap sampel akan mempunyai perbandingan massa karbon dan oksigen yang tetap (sama). 

Hipotesis ke-3 Dalton juga mendukung hukum lainnya, “Hukum Perbandingan Berganda”. Berdasarkan hukum itu, jika dua unsur dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa, massa salah satu unsur yang bergabung dengan unsur lain dengan massa tetap akan mempunyai perbandingan bulat dan sederhana. Sebagai contoh, karbon (C) dan Oksigen (O) dapat membentuk dua senyawa yaitu karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2), ketika massa atom karbon dibuat tetap (1), maka perbandingan atom oksigen dalam CO dan CO2 adalah 1:2.
Hipotesis ke-4 Dalton adalah ungkapan lain dari hukum kekekalan massa yang menyebutkan bahwa materi/zat tidak dapat diciptakan ataupun dihancurkan. Karena zat/materi tersusun dari atom yang tidak berubah dalam suatu reaksi kimia, sehingga perubahan massa yang terjadi harus dikonversikan ke yang lain.

-----
Itulah tadi sedikit gambaran tentang teori atom yang mengawali belajar kita. Materi yang selanjutnya akan dibahas adalah tentang Struktur Atom.

0 komentar:

Posting Komentar